Sabtu, 05 Januari 2019

Ditinggal pas lagi Cinta-Cintanya

Membaca judul di atas. Apa yang kemudian kau rasa? Pernah mengalami hal serupa?

Baiklah jika tidak pernah. Bagus. Bersyukurlah. Tapi maukah kau aku ajak sejenak merasakannya?

Bayangkan saja seolah-olah dulu seseorang pernah hadir dalam hidupmu. Dia bukan orang baru, kau mengenalnya. Seseorang itu hadir dengan hati penuh luka. Dia ketuk pintumu dengan tangan ringkihnya, berharap kau kan membukanya. Kau intip dia dari balik jendela, kau lihat wajah lusuhya memelas berharap kau kan dipersilahkannya masuk. Dia menaruh harap pada satu-satunya orang baik yang dia kenal. Berharap bahwa kau mampu menyembuhkan kembali hatinya yang terluka.

Iba. Sesuai dengan harapnya, kau kemudin menjadi iba. Bagaimana mungkin kau membiarkan dia yang terluka ini sendirian dilluar sana. Kau buka pintu lebar-lebar mempersilahkan dia masuk. Lalu dia mulai bercerita hingga air matanya menjema bagai anak sungai yang mengalir di pipi. Kau makin iba.

Singkat cerita. Hampir semua yang dia butuhkan kau berikan. Kau selalu ada untuknya kapanpun dia inginkan. Sebab kau telah cinta. Perlahan lukanya tersembuhkan. Jiwanya kini tak lagi ringkih dan lemah seperti ketika dulu dia menemuimu.

Namun, Setelah apa yang kau berikan selama ini. Setelah kau terlanjur jatuh cinta. Dia menghilang.. Secepat kilat dia berpaling pada yang lain. Lupa padamu, lupa pada apa yang telah kau beri untuknya selama ini.

Bagaimana rasanya? Sakit ya.. Kau pasti inginkan mengutuknya.

Tapi itu hanya sebuah gambaran kecil dari apa yang akan aku sampaikan sayang.

Bagaimana jika kita melakukan ini pada tuhan kita? Berpaling dariNya setelah apa yang kita pinta, apa yang kita mohonkan selama ini telah dia hadirkan. Pergi melupakanNy setelah hati yang terluka dulu telah dia sembuhkan. Meninggalkan Dia ketika Dia sedang cinta-cintaNya pada kita, HambaNya.

Sebab sayang, sering aku dapati diluar sana banyak mereka yang terluka hatinya, yang sedih dan mendapati segala perasaan negatif itu berkumpul di dalam dirinya. Mereka yang lelah sebab usahanya selama ini seolah tak kunjung menemui titik terangnya,  kemudian mengadu padaNya sebab tak ada satupun manusia yang mampu membantunya kala itu. Bersimpuh dihadapanNYa, melangitkan doa bersama air matanya yang menghujani sejadah. Dia lakukan segala cara agar membuat Allah cinta padanya lalu Allah kemudian mau mengabulkan pintanya.

Dulu sebelum hatinya terluka, jangankan solat malam, solat 5 waktu saja tak pernah. Dulu Al-qur’an pun enggan ia jamah. Dulu dia engggan menutup auratnya, merasa kolot jika dirinya mengenakan jilbab.

Tapii.. ketika semua perasaan negatif itu hadir, atas segala kecewa dan penghianatan yang ia dapatkan.. dia lakukan semua yang dulu tak pernah dilakukan. Berusaha agar Allah mengabulan pintanya..

Akhirnya, semua doa itu Allah iyakan, hatinya Allah sembuhkan. Allah hadirkan orang-orang baik yang seharusnya menjadi perantara cintaNya padanya. Setelah semua itu berada dalam genggamannya, maka dengan mudahnya Allah dia tinggalkan..

Semua usaha yang dia lakukan selama ini untuk mendapatkan cinta Allah tidak lagi dilakukannya tersebab merasa hatinya telah sembuh.. apa yang dia pinta telah di depan mata, dan dia dikelilingi banyak orang-orang baik yang menyayanginya. Dia merasa sudah tak membutuhkan Allah lagi.. Meninggalkan Allah ketika Allah sedang cinta-cintanya. Siapa dia?? Hebat sekali dia bisa-bisaNya mempermainkan Allah?

Naudzubillah..

Benar memang bawhwa Allah adalah zat yang maha pengasih, maha penyayang, maha pemaaf. Tapi kita manusia sering lupa bahwa Allah juga zat yang paling pencemburu. Dia tak suka jika dia disamakan dengan yang lain, Allah tak suka jika cinta kita pada yang lain melebihi cinta kita padaNya. Jangan kira Allah tak bisa murka. Secepat Dia menghadirkan  pinta kita, tak kalah cepat ketika Dia berkehendak kembali mengambil itu semua dari hidup kita.

Berjanjilah kau tidak akan menjadi manusia yang di atas.

Berjanjilah kau akan dekati Allah kapanpun, tidak hanya ketika hidup dalam keadaan sempit tapi juga dalam keadaan lapang. Berjanjilah kau akan selalu menjadi hamba yang berusaha mendapatkan cinta Allah walau kau sedang tak punya apapun yang kau ingin Allah kabulkan. Maka dengan begitu, Allah pun akan selalu ada untukmu. Allah akan selalu menurunkan pertolongan dan karunia padamu bahkan ketika kau belum sempat meminta padaNya.

Berjanjilah.