Sebenarnya, sejak jaman dulu, manusia telah mencoba meng*animasi gerak
gambar binatang mereka, seperti yang ditemukan oleh para ahli purbakala
di gua Lascaux Spanyol Utara, sudah berumur dua ratus ribu tahun lebih.
Mereka mencoba untuk menangkap gerak cepat lari binatang, seperti
celeng, bison atau kuda, digambarkannya dengan delapan kaki dalam posisi
yang berbeda dan bertumpuk (Hallas and Manvell 1973).
Orang Mesir kuno menghidupkan gambar mereka dengan urutan gambar-gambar
para pegulat yang sedang bergumul, sebagai dekorasi dinding. Dibuat
sekitar tahun 2000 sebelum Masehi (Thomas 1958).
Lukisan Jepang kuno memperlihatkan suatu alur cerita yang hidup, dengan
menggelarkan gulungan lukisan, dibuat pada masa Heian(794-1192)
(ensiklopedi Americana volume 19, 1976). Kemudian muncul mainan yang
disebut Thaumatrope sekitar abad ke 19 di Eropa, berupa lembaran cakram
karton tebal, bergambar burung dalam sangkar, yang kedua sisi kiri
kanannya diikat seutas tali, bila dipilin dengan tangan akan memberikan
santir gambar burung itu bergerak (Laybourne 1978).
Hingga di tahun 1880-an, Jean Marey menggunakan alat potret beruntun
merekam secara terus menerus gerak terbang burung, berbagai kegiatan
manusia dan binatang lainnya. Sebuah alat yang menjadi cikal bakal
kamera film hidup yang berkembang sampai saat ini. Dan di tahun 1892,
Emile Reynauld mengembangkan mainan gambar animasi ayng disebut
Praxinoscope, berupa rangkaian ratusan gambar animasi yang diputar dan
diproyeksikan pada sebuah cermin menjadi suatu gerak film, sebuah alat
cikal bakal proyektor pada bioskop (Laybourne 1978).
Kedua pemula pembuat film bioskop, berasal dari Perancis ini, dianggap
sebagai pembuka awal dari perkembangan teknik film animasi (Ensiklopedi
AmericanavoLV1,1976)
Sepuluh tahun kemudian setelah film hidup maju dengan pesat-nya di akhir
abad ke 19. Di tahun 1908, Emile Cohl pemula dari Perancis membuat film
animasi sederhana berupa figure batang korek api. Rangkaian
gambar-gambar blabar hitam (black-line) dibuat di atas lembaran putih,
dipotret dengan film negative sehingga yang terlihat figur menjadi putih
dan latar belakang menjadi hitam.
Sedangkan di Amerika Serikat Winsor McCay membuat film animasi â€Å“Gertie
the Dinosaur†pada tahun 1909. Figur digambar blabar hitam dengan
latar belakang putih. Menyusul di tahun-tahun berikutnya para animator
Amerika mulai mengembangkan teknik film animasi di sekitar tahun 1913
sampai pada awal tahun 1920-an. Max Fleischer mengembangkan â€Å“Ko Ko The
Clown†dan Pat Sullivan membuat â€Å“Felix The Catâ€. Rangkaian
gambar-gambar dibuat sesederhana mungkin, di mana figure digambar blabar
hitam atau bayangan hitam bersatu dengan latar belakang blabar dasar
hitam atau dibuat sebaliknya. McCay membuat rumusan film dengan
perhitungan waktu, 16 kali gambar dalam tiap detik gerakan.
Fleischer dan Sullivan telah memanfaatkan teknik animasi sell, yaitu
lembaran tembus pandang dari bahan seluloid (celluloid) yang disebut
â€Å“cellâ€. Pemula lainnya di Jerman, Lotte Reineger, di tahun 1919
mengembangkan film animasi bayangan, dan Bertosch dari Perancis, di
tahun 1930 membuat percobaan film animasi potongan dengan figure yang
berasal dari potongan-potongan kayu.
George Pal memulai menggunakan boneka sebagai figure dalam film animasi
pendeknya, pada tahun 1934 di Belanda. Dan Alexsander Ptushko dari Rusia
membuat film animasi boneka panjang â€Å“The New Gulliver†di tahun
1935.
Di tahun 1935 Len Lye dari Canada, memulai menggambar langsung pada film
setelah memasuki pembaharuan dalam film berwarna melalui film â€Colour
of Boxâ€. Perkembangan Teknik film animasi yang terpenting, yaitu di
sekitar tahun 1930-an. Dimana muncul film animasi bersuara yang dirintis
oleh Walt Disney dari Amerika Serikat, melalui film â€Mickey Mouseâ€,
â€Å“Donald Duck†dan â€Silly Symphony†yang dibuat selama tahun
1928 sampai 1940.
Pada tahun 1931 Disney membuat film animasi warna pertama dalam filmnya
â€Å“Flower and Treesâ€. Dan film animasi kartun panjang pertama dibuat
Disney pada tahun 1938, yaitu film â€Å“Snow White and Seven Dwarfsâ€.
Demikian asal mula perkembangan teknik film animasi yang terus
berkembang dengan gaya dan ciri khas masing-masing pembuat di berbagai
Negara di eropa, di Amerika dan merembet sampai negara*-negara di Asia.
Terutama di Jepang, film kartun berkembang cukup pesat di sana, hingga
pada dekade tahun ini menguasai pasaran film animasi kartun di sini
dengan ciri dan gayanya yang khas.
Jangan lupa thanks nya ya
makasih ya infonya di atas, bisa ngerjain tuga deh hehehe
BalasHapushaha sama sama ^_^
BalasHapus